Monday 10 August 2009

My promise

Saya dibesarkan oleh orang tua saya sedemikian rupa hingga saya terbiasa untuk mengungkapkan apa yang saya pikirkan. Saya dibesarkan sedemikian rupa hingga saya menjadi orang yang sangat vocal untuk menyuarakan isi hati saya. Saya dibesarkan untuk menjadi wanita yang kuat, yang berkemauan keras, tidak mudah putus asa, tidak kalah dengan lelaki. Di kamus saya, wanita harus kuat, wanita adalah satria bersayap. Hal yang bagus mungkin, tapi hal yang tidak bagus di beberapa sisi juga.

Seperti contoh kasus kemaren.

Saya mempertahankan apa yang saya pikirkan, berdebat panjang, dan akhirnya orang tua saya mengalah atas kemauan saya. Thank you Mommy for understanding me. Terima kasih karena telah memberikan saya kebebasan atas apa yang ingin saya lakukan.

Adek saya yang tau bahwa saya sedang gelisah, mengirimkan pesan cinta setiap hari. Mengingatkan saya untuk makan, membangunkan saya di pagi hari, bertanya ini itu dengan tujuan meyakinkan saya bahwa dia ada untuk saya dan akan selalu mendukung dan menyayangi saya semampu dia bisa. I love her so much. For me, She is the best!! Betapa tidak, begitu pun saya memarahinya, begitu pun saya memutuskan sambungan telpon dengan kasarnya, dia tidak marah, malah merasa bersalah karena telah membuat saya kecewa atas sikapnya. Betapa beruntungnya saya mempunyai adik yang sangat baik dan sangat sayang pada saya.

Melihat ibu saya yang sangat fleksibel, adek saya yang sangat penurut, pacar saya yang sangat mendukung saya, saya merasa sangat beruntung. Saya berjanji akan berusaha sekuat tenaga. Saya akan berusaha agar tidak membuat kalian kecewa. Saya akan berusaha sehingga saya tidak akan menyia-nyiakan dukungan kalian. Saya berjanji itu.

No comments:

Post a Comment